Keunikkan dan Sejarah Masjid Sultan Ahmad

 



Keunikkan dan Sejarah Masjid Sultan Ahmad - Banyak orang mengatakan bahwa saat memiliki sesuatu yang berharga , kadang tidak sadar apa artinya namun akan terasa sangat berharga jika sudah hilang dari tangan. Ya, manusia banyak yang baru menyadarinya saat itu. Itulah gambaran untuk keindahan dan kemegahan Mesjid Sultan Ahmad atau Blue Mosque. Sekarang coba bayangkan, anda sedang di padang pasir Hanya melihat satu pohon saja, atau mungkin anda bisa bayangkan di dunia ini tidak ada pohon sama sekali. Sama halnya dengan Istanbul dan Mesjid Sultan Ahmad. Dua bagian yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya sudah saling mengisi dan melengkapi, dan menjadi simbol keindahan kota Istanbul. Posisi Mesjid Sultan Ahmad yang berada di salah satu dari Tujuh Puncak (Istanbul terkenal dengan sebutan YEDITEPE- kota yang memiliki tujuh puncak) di Istanbul, sehingga begitu megah dan menakjubkan khususnya saat dipandang dari selat dan daratan Istanbul Asia. Mesjid yang sudah bagian dari alam yang merupakan mesjid terbesar pada zaman Imperium dan Hanya satu-satunya mesjid yang memiliki menara enam.








Sedikit kita telusuri kenapa Mesjid ini tepat berada di depan Hagia Sofia? Apakah ada kesengajaan Ottoman memilih tempat di sana untuk menyaingi kemegahan Hagia Sofia? Bisa iya bisa juga tidak. Ada beberapa bukti sejarah yang mengatakan bahwa pembangunan mesjid tersebut bukan untuk menyaingi Hagia Sofia. Pelataran yang strategis, dekat dengan Istana Topkapi istana Kesultanan, masih jauh dari keramaian dan berada di puncak yang cukup tinggi adalah salah satu alasan dari semua itu. Dan juga jika memang untuk menyaingi Hagia Sofia, kenapa Kesultanan Ottoman beratus-ratus tahun menjadikan Hagia Sofia sebagi tempat ibadah umat Islam? Tapi jika persaingat sehat terjadi pada waktu itu pun sungguh berharga, karena kita bisa menikmati peninggalan-peninggalan yang megah yang telah mereka bangun.


Dalam buku keagamaan, Hanya umat Islam saja yang tidak memerlukan khusus tempat untuk peribadatan. Umat İslam boleh mengerjakan ibadahnya dimana saja yang penting tempatnya lazim, bersih dan memungkinkan. Hanya saja pada waktu shalat jumat, umat İslam melakukan shalat bersama, berjamaah. Shalat jumat bersama juga merupakan sebuah wasilah atau sebab yang menjadikan umat İslam satu sama lain bersilaturahmi, bertemu muka karena kehidupan sehari-hari yang sibuk dengan pekerjaan, perdagangan dan lain sebagainya.





Mesjid Sultan Ahmad dibangun pada masa zaman sultan Ahmad I. Dia adalah seorang Sultan yang naik tahta pada umur 14 tahun, umur yang masih belia. Namun kepintaran kecerdikannya serta otoriternya membuat dia dihormati oleh masyarakat. Dia menjadi sultan yang ke-14. Dan hanya 14 tahun dia memimpin kesultanan. Di umur 28 tahun dia meninggalan karena sakit.


Mesjid Sultan Ahmad dibangun pada tahun 1609-1616 M. Sebenarnya selama 6 tahun ini mesjid belum bisa digunakan secara maksimal. Tiga tahun kemudian baru aktif digunakan. Di sekitar mesjid juga dibangun rumah sakit, madrasah, bazaar, caravanserai, sekolah dan hammam (pemandian turki). Namun sekarang ini hanya terdapat beberapa bangunannya saja. Pintu utama masuk ke mesjid Sultan Ahmad berada di arah depannya Hipodroom. Keistimewaan mesjid ini diantaranya adalah seperti di atas telah dikatakan mesjid yang satu-satunya memiliki menara enam. Ada cerita sejarah menara ini, tapi betul atau tidaknya wallahualam. Jadi saat Sultan Ahmad I menyuruh arsitek Mehmet Aga (muridnya arsitek ottoman besar, Sinan), untuk membuatkan mesjid dari emas. Dalam bahasa Turki emas berarti ALTIN. Mendengar seperti itu Mehmet Aga sedikit kaget karena dia benar-benar harus menggunakan emas yang banyak untuk menara tersebut. Akhirnya Mehmet Aga mendapatkan akal dengan membuat mesjid yang bermenara enam. Menara enam sendiri dalam bahasa turki ALTI MENARA. Sultan sempat mempertanyakan akal hal tersebut kenapa tidak dari emas. Namun Mehmet Aga menjelaskannya bahwa sultan bukan mengatakan ALTIN(emas) tapi ALTI(enam). Setelah melihat kemegahan Mesjid dengan menara 6, sultan akhirnya menerimanya. Ketika mesjid ini dibangun dengan 6 menara, ada beberapa ulama tidak setuju dan mengkritiknya karena mesjid di Mekkah juga memiliki menara 6. Ulama-ulama menganggap bahwa ini tidak sopan. Oleh karena itu Sultan menyuruh untuk menambahkan satu menara di mesjid Mekkah. Mesjid Sultan Ahmad ini di kenal dengan nama BLUE MOSQUE atau Mesjid Biru. Mesjid ini memiliki porselen sebanyak 20.000 buah dengan 260 buah jendela. Porselen-porselen ini didominasi oleh warna merah dan biru, sehingga ketika cahaya matahari memasuki jendela-jendela mesjid, interior mesjid terlihat biru. Dari sanalah kenapa mesjid ini dikatakan mesjid biru.

Diameter kubahnya 23.5 m dengan ketinggian 43 m. Interiornya terlihat cukup luas karena hanya ditahan oleh 4 tiang besar di pojok-pojok berbeda dengan museum Hagia Sofia yang memiliki ratusan tiang.


Mesjid ini sampai sekarang masih aktif digunakan baik shalat jumat ataupun shalata lima waktu. Mulai pagi sampai shalat isya, mesjid ini terbuka untuk berziarah. Hanya saja pada saat-saat jam shalat, mesjid ini tutup sementara untuk digunakan shalat. Untuk menghormati umat islam, sebelum masuk mesjid biasanya disarankan untuk memakai kain penutup rambut, atau pakaian minim bagi perempuan. Berziarah ke mesjid ini tidak pungut biaya tapi jika anda ingin bersadaqah, anda bisa memberikan uang ketika anda mau keluar mesjid. Bukankah sadaqah yang kecil atau yang besar itu akan menjaga anda dari bala?

Di sarankan sebelum anda pergi kemana-mana lagi, anda berphoto-photo untuk kenangan di sekitar pelataran antara Mesjid Sultan Ahmad dan Museum Hagia Sofia. Karena tempat itu sungguh strategis. Selain itu anda juga bisa duduk-duduk istirahat sebentar sambil merenung keindahan bangunan-bangunan kerajaan dahulu. Pada bulan Ramadhan biasanya ada book fair di sekitar Mesjid Sultan Ahmad dan di tempat duduk-duduk antara Mesjid dengan Museum biasanya penuh dengan orang-orang yang menunggu buka puasa bersama. Mereka sengaja datang baik dari luar kota atau orang-orang Istanbul sendiri dengan membawa makanannya berbuka puasa bersama sambil menikmati indahnya malam.


Satu lagi, jika anda ingin berziarah ke makamnya Sultan Ahmad beserta keluarganya, dari tempat duduk-duduk anda cukup berjalan 5 meter ke sebelah kiri.

0 comments:

Post a Comment